BUPATI WONOSOBO TIDAK SALAH!
Tidak bisa dipungkiri, temperatur Wonosobo akhir-akhir ini tambah panas. Yang jelas karena pemanasan global, bukan karena kemarahan masyarakatnya kepada bupati dan pemda Wonosobo. Enak aja, marah-marah sama mereka, lha deke sapa? Kalian tuh, nggak usah terlalu serius mikirin nasib Wonosobo, percuma bro.. Para pemimpin kita diatas sudah tau mana yang benar mana yang salah. kalian mau usul sampe berbusa pun, jawabannya nggak apple to apple, takon apel dijawabe gedhang, kan enak. Nggak usah capek-capek mikirin kota ini mau dibawa kemana, nikmatin dulu predikat kabupaten termiskin di Jawa Tengah atau kota dengan Indeks Pembangunan Manusia di bawah rata-rata nasional ini melekat. Intinya, nggak perlu forum-forum akademis komprehensif buat ngangkat derajat dan martabat kota ini, yang penting kan sering ada acara hiburan, ndangdut atau pameran otomotif toh kalian juga pada seneng. Ya kan??
Masalah Wonosobo itu banyak, kaya gunung es! Di permukaannya memang menawan tapi kalau dilihat dalamnya, beuh.. bisa gemes sendiri kalian.. mending ngopi, mangan sate, karo tempe kemul~ tapi, sekali lagi saya sampaikan wahai sodaraku semua, Bupati Wonosobo Tidak Salah! Pemda Wonosobo juga Tidak Salah! yang salah itu kalian semua! Kalian yang berespektasi terlalu tinggi. Padahal kalau di pikir, prestasi pemerintahan Wonosobo sekarang itu hebat loh, misalnya: masyarakat semakin sadar dan tau cara berdemonstrasi, buktinya semenjak era kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati yang sekarang ini, dari Wonosobo yang dulu adem ayem tapi sekarang banyak terjadi aksi unjuk rasa. Menuntut Pasar, Penutupan Karaoke, Demo para pemandu lagu, Demo Stadion, Demo Balon, sampe yang terakhir Demo Ojek Online. Apa itu Indeks Kepuasan Masyarakat? Ra Penting..
Ngomong-ngomong soal Demo Ojek Online kemarin, kalian nggak usah menyalahkan keputusan pemda yang akan melarang keberadaan Ojol. Justru sikap pemda ini bener lho, ini supaya kalian nabung, terus kredit motor atau mobil sendiri, jadi nggak ada alasan kesusahan kalau malam-malam kalian nggak bisa pulang, terus nggak ada angkot karena sarana transportasi di Wonosobo belum terakses menyeluruh. Atau biar kalian bermalam saja di tempat kerja/teman, biar semakin giat kerja dan menyambung silaturahmi. Kalian nggak usah repot bawa data kehadiran ojol meningkatkan omset UMKM Kuliner lebih dari 26% dan berpotensi meluaskan jaringan pasarnya, atau meningkatkan 9,5% PDB Nasional. Gausah brooo…
Sebenarnya ini biar kalian melatih kesabaran, kalau misalkan angkutan umum kelamaan ngetem padahal kalian buru-buru. Supaya kalian ngirit nggak makan karena harus ngojek tanpa tarif dasar, atau supaya kalian berlatih silat biar bisa jaga diri suatu saat kalau terjadi sesuatu di angkutan yang tidak nyaman, atau biar kalian diet biar tau kalau makanan itu mahal – sadar mas mbak, gausah kebanyakan jajan UMR Wonosobo itu rendah, yhakan?
Juga buat UMKM, ngga usah baper nggak dapet pasaran. Jangan anggap kenaikan omset dan membuka lapangan kerja baru ini akan berakhir. Mungkin Bupati dan Pemda punya inisiatif untuk memborong dagangan kalian setelah ini… eh tapi mana mungkin ding, Pendapatan Asli Daerah kan rendah, pendapatan tertinggi bersumber dari rumah sakit pula. Masa tega sih.. oh oke saya ralat, untuk UMKM, kalian buka cabang aja diluar Wonosobo, gimana? #AkuCintaPromo… hiya hiya hiya..
Saya ingatkan sodaraku, kalian itu jangan iri dengan kemajuan kota lain. Berat kalau mau dibandingin sama Bandung, Magelang, dan kota lainya dengan pemimpin yang berorientasi pada Smart-City, kemudahan aksesbilitas, kebijakan yang efektif dan efisien menggunakan daring. Gak usah berespektasi sampe sana. Buang-buang energi soalnya kalau belajar tentang itu, seperti baca buku Klaus Schwab tentang Industrial Revolution 4.0, atau Prof. Rhenald Khasali, minimal baca aja Blueprint Making Indonesia 4.0 dulu. Ini semua supaya kita ini disiplin, hemat kuota, dan tidak manja. Apa itu efektif? Apa itu Efisien? Itu sudah mainstream bosqu.
Kalian juga nggak usah menyesal kalau Wonosobo nggak maju, minim investasi dari luar, nggak kaya kabupaten tetangga. Wis to ah, syukuri wae. Jangan bandingin sama Temanggung yang udah punya Cinemaxx dan pasar yang bagus, Banjarnegara yang udah main di Liga 3, atau Magelang dengan Stadion yang Megah. Investasi di Wonosobo nggak ada tuh ya karena kita sendiri, bukan salah pemda yang kurang serius dalam berinovasi. Coba, mana berani Investor masuk kota, ikut bangun Wonosobo dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya? Sekelas Grab, Investor raksasa Asia yang berani ambil resiko ditolak. Hilihh..
Ohya, mulai sekarang, kurang-kurangin promosi pariwisata Wonosobo bruh. Kasian nanti para wisatawan ketarik banyak pungli, tidak ada akomodasi yang mudah, murah, dan terukur kaya daerah lain. Kasian mereka udah datang jauh-jauh matanya tidak bisa melihat indah dan estetiknya Bumi Tuhan karena terhalang ornamen-ornamen tulisan yang mengganggu kesakralan tempat wisata, atau nanti para wisatawan menuduh masyarakat Wonosobo dengan mengeksploitasi burung hantu sebagai hewan malam yang dipaksa tampil saat siang hari. Sekali lagi, kurang-kurangin. Dan yang pasti jangan ajak para ahli konservasi datang ke Wonosobo, itu menakutkan, lahan pertanian kita masih terlalu “noob” untuk dipandang. nanti malah kita kena teguran karena tidak peduli keberlanjutan lingkungan. Iya kan?
Kita itu, patut bangga kawan.. Pemimpin kita itu anti mainstream. Yang teguh dan percaya diri dengan sedikitnya investasi. Jangan pernah dituduh oligarki, buktinya beliau berani menghadang demonstran seorang diri tanpa mengandalkan siapapun? Kaya pas demo banser itu, kan hebat.. Berani membubuhkan tanda tangan pula, Yakan?.. urusan ingkar janji itu belakangan bro..
Apalagi dapet prestasi tentang HAM, itu udah biasaaa… lha wong HAM masyarakatnya juga banyak yang dilanggar. coba coba.. pemimpin mana yang 4 tahun mampu menciptakan candi, monumen gelap, tinggi besar di seberang plasa? Mungkin beliau masih kalah sama Bandung Bondowoso yang nyiptain Prambanan dalam waktu 1 malam. Tapi di jaman modern ini, membangun candi “pasar” selama 4 tahun itu sesuatu yang hebat lho. Ini prestasi! Jangan bantah kalau Pedagang gagal berjualan itu melanggar HAM, menutup jalan raya untuk pasar itu juga melanggar HAM, nggak bisa bro.. kan kita Kota Ramah HAM? Hehehe..
Kalian juga nggak usah kesel karena pemda sering ambil kebijakan yang terkesan “onani” (instan, cepat, nggak ada hasil, hanya untuk kepuasan sesaat, kemudian menyesal) maaf lho pak.. Macam menyetujui penutupan Ojol, Penutupan tempat karaoke, kasus balon, dan lain sebagainya. Mereka ini hebat lho, sudah masuk kualifikasi pelamar pekerjaan dengan kriteria “mampu bekerja di bawah tekanan”. Apa itu audiensi, apa itu policy brief, apa itu mediasi, nggak kenal bruh. Yang penting kan massa senang, kami pulang. Urusan menyesal itu pikir keri. Yakan?
Udahlah bro, daerah ini kan punya potensi yang besar, banyak pemuda-pemudi yang keren sedang merantau dan belajar diluar sana. Gak usah libatin mereka, kasian.. buat apa dilibatkan kalau masih banyak event event instan yang membahagiakan? Ndak perlu kajian mendalam, ndak perlu juga peningkatan taraf pendidikan, intinya banyakin dulu hokya hokya nya. Nanti juga kalau malu, bareng-bareng kan? Hehehe
Pokoknya, Bupati, Wabub, dan Pemda itu Tidak Salah! Tidak Salah! yang salah itu ya kalian semua. Kalian yang berekspektasi terlalu tinggi!
Astaghfirullahaladziim..
Ditulis oleh: Mahardika Agil Bimasono
Entah kenapa saya yakin & optimis, ketika kita punya banyak konflik maka Wonosobo akan cepat bergerak maju. Dengan syarat, harus ada yang mengkritik & dilanjutkan evaluasi bareng2. Demo nggo panas2 sitik lah, ben ora terlalu adem.. ?
Bukan salah bupati dan wakilnya… Ini jelas salah si penerima serangan fajar nya… Seketan Yo lumayan lah nggo limang tahun…
bacot wae. kene warga masyarakat due hak. buat Mahardika agil bimasono kamu ngak turun ke lapangan jadi ngak tau permasalahan nya. kerjaanmu hanya membuat opini ngetik dan berimajinasi dideepan smartphone sama komputer. kalo nulis kumpulin yang real real dulu baru tulis. didemo tutup ra oleh ana PL we tetep buka beberapa minggu kemudian.masyarakat mendukung kemajuan Wonosobo untuk menjadi smart city. pembodohan itu. pemimpin yg cerdas dapat melaksanakan hak hak masyarakat . usulan masyarakat. uneg” masyarakat. itu baru namanya membangun.
bagussss . lanjutkan
sampai bingung mau replay apa….hanya bisa ketawa ketiwo sendiri aja dan semoga banyak yg paham dengan blok ini….
Rasanya ingin saya print tulisan ini. Kemudian langsung saya antarkan ke rumah bapak bupati tercinta. Tak lupa dg membawa sebongkah mikroskop ☺️
sedikit ralat.. tidak semua sih..karna memang pragmatis masyarakat wonosobo yang sekian lama di buat seperti ini…mungkin akan berbeda pandangan jika anda mengikuti event.. menjadi peserta dan anda mewakili wonosobo.. atau coba anda ikut ajang pencarian bakat di wonosobo
selalu ada kepentingan kan…
kalau pun memang tidak perlu peningkatan pendidikan wonosobo?
boleh saya tanya?
apakah anda orang wonosobo asli?..
yah itu saja si..
mungkin pernyataan anda paradoks.. tapi hati” ya mas…..lanjutkan..saya suka dengan kreatifitas tulisan bahkan berani untuk di mediakan..
Madep mantep sekdibahas fokus ojol&opang.. Dodolan sek ng alun2… Ra dibahas…????
Tulisan yang sungguh luar biasa….wonosobo tercintaku dimana aku lahir di wonosobo sekolah di wonosobo bekerja di wonosobo dan punya suami orang wonosobo sampai sampai temen nyletuk jangan2 kelak mati mu d wonosobo juga sudah 40th lebih tanpa pernah berpikir merantau dr kota ini…wsb begitu adem sejuk dan alhamdulillah mulai banyak diminati wisatawan menjadi acuan untuk mereka berlibur..namun akhir2 ini hati saya menangis maluu melihat pemberitaan di media tentang demo di antaranya adalah ojek on line temen2ku luar kota pd bertanya ke aku..kotamu kog ndesooo timen to teknologi di tolak arep urip jaman purba???? Sebagai pribumi wsb terus terang aku maluuuu dan apalah daya suaraku aku cm bisa berdoa krn yg Maha membolak balikan hati hanya Allah …Ya Allah sentuhlah hati pemimpin kami agar bisa mengambil keputusan yg baik dan benar bagi kemaslahatan umatMU…terus terang sebagai penguna OJOL kami amaaat sangat dimudahkan dan terbantu sekali dr hal grab food yg saya liat UMKM jd meningkat hebat kemarin saat aku pulang kerja aku di wa temen mb tolong bgt mb jemput aku aku sdh telp dna juga tdk pd bisa pdhl aku bawa bayi mau pulang aku menjemputnya dlm perjalanan ibu muda itu bener2 menyayangkan keputusam penutupan ojol please pemimpin kalian adalah wakil dr suara kami kalian bisa leat hasil vote yg ini benar2 murni suara rakyat atau bila perlu tanda tangan semua masyarakat wsb saya yakin hasilnya sama mereka semua kami semua butuh ojek on line jd bijaksanalah wahai bapaku untuk mengambil keputusan supaya wonosoboku terncintaaa tambah maju dan aman damai sesuai dg hawa nya…wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh
Wah ternyata kedunguan saya dalam menerima fakta bahwa kota saya tercinta ini mendapat predikat kabupaten termiskin di Jawa Tengah dan atau kota dengan Indeks Pembangunan Manusia di bawah rata-rata nasional ini, dikarenakan kurangnya artikel pembahasan kota seperti ini ya min wkwk.
Kawan saya yang anak kota luar kadang nanya.
“eh emang wonosobo ada supermarket ?”
Ya saya jawab saja
“ada dong Rita, eh rita tu supermarket bukan yak” –
“eh lu kalo nonton bioskop dimana dah ?”
“Ya di layarkaca21 lah”.
Teman teman saya itu baik, peduli, menanyakan kepada saya selaku seorang anak yang berasal dari daerah primitive. Saya memang salah berharap terlalu tinggi pada kota ini, apalagi sampai membayangkan ada Trans Wonosobo, dengan Car freeday, ada lahan parkir basement & rooftop, nanti ada gedung gedung tinggi untuk melihat kesenjangan sosial dari atas, kan indah hehe.
Dan ada KFC biar saya yang orang primitive ini kalo kekota tidak hanya jajan KFC aja, karena di Wonosobo sudah ada.
Tapi ya gimana lagi, ekspektasi saya terlalu tinggi :’), mungkin nanti pas Wonosobo ada Trans Wonosobo kota lain sudah menggunakan Kereta bawah tanah, belum kalo didemo dengan gerakan anti kemajuan, naudzubulah himindalik. Baiklah mulai saat ini saya akan mencintai kota yang mendapat predikat termiskin ini dengan lapang dada, saya tidak akan menyalahkan pemerintah saya yang tertinggal 100tahun dari pemerintah pemerintah kota sebelah lagi :’)
Terimakasih atas pencerahannya Wonosobomuda.
-Salamdamai
Nyonge neng wonosobo mung nunut ngising mbok…
Semua omong …. kita skg hidup di jaman era digital. Ojol koq dilarang. Ojol kan salah satu dr industri kreatif. Terserah yg mau masuk gojek/grab. Semua itu utk memudahkan bukan utk mempersulit. Smart City? Mimpi kali ya … Sepertinya koq blom bs utk diajak maju ya Wsb … #WonosoboHebat
Buat sarkas susah juga ya hehehe…. Kayaknya pak bupati kalo baca ini malah seneng dikira dipuji, padahal disindir habis-habisan.
Bijak sekali, kalo begitu mari kita ngopi sambil cerita nabi-nabi
Benar semua memang kesalahan dari diri kita sendiri, tidak perlu menyalahkan mereka-mereka. Semua hanya perlu kesadaran dari masyarakat Wonosobo sendiri. Bahkan disaat musim pemilu daerah pun dengan mudahnya masyarakat menerima money politic, tanpa melihat kedepannya Wonosobo akan jadi apa jika yang melakukan praktek money politic menang seperti sekarang ini. Semoga kedepannya kesadaran masyarakat akan hidup berdemokratis semakin baik agar aparat birokrat di Wonosobo berbenah ke arah yang lebih baik. Aamiin
mabok bos =) nice share btw
Aku yo bingung ki penulise nulis sifate ambigu jane arep pengen maju opo arep sak madyo wae.. ning yo ojo nyalahke rakyate nek duwe sifat maju… kari bupatine wani opo ora jah..!!!??
Tukisan anda renyah dan cerdas Bro….
Begonya natural, loh jika ojol emang memudahkan dan murah, kenapa mesti cari yg susah dan lebih mahal, era globalisasi juga penting mas bos, kalo misalkan gak mengikuti jaman, mau semaju apa hidup kita? Masa mau stuck di hidup yg begini begini aja? Manusia juga butuh berkembang, dari segi fisik maupun pola pikir, Kita gak melulu nyalahin bupati, kita cuma menyayangkan keputusan, kok ya langsung diputuskan tanpa melihat dampak, mereka (ojol) juga manusia, mereka bekerja,juga butuh untuk memenuhi kelangsungan hidup, terus masyarakatnya, mereka sudah biasa dimudahkan, dimurahkan oleh para ojol, ya masak mau cari yg susah dan mahal? Wong anda ada kenaikan harga bbm atau bahan pangan aja masih suka sambat, ya masak yg harga murah, mudah terus diganti yg mahal kita setuju? Ya pasti banyak yg keberatan, ini dari segi ojol.
Bupati memang hebat pemda juga, mereka bekerja dibawah tekanan oke, saya salut, alangkah lebih membanggakan lagi jika mereka juga mengkaji sebelum bertindak
cara yang bagus nget! suka!
Gimana kalau kita print tulisan i i sebanyak2nya, terus kita kirim2kan ke bupati kita biar nalarnya jalan
Bla bla bla bla bla.. Semua berawal dari uang Rp 50.000, tau kan? Paham kan? Ga usah di jabarkan terlalu dalam ya…. Jadikan pelajaran saja. Tidak usah terlalu menyalah kan. Kita juga salah. Inilah hasil dari kita jual hak vote kita demi uang Rp 50.000, dan 5 th kita mengalami kemunduran. Sudah nasi telah menjadi bubur. Jadikan pelajaran kedepan nya. Pilih pemimpin yang bener bener kopempetent, jangan jual hak pilih anda hanya demi uang recehan.
Nyonge mung nunut ngising….
Tulisan ini menggugah saya untuk ingin terjun dalam bidang media warta. Terimakasih kepada sang penulis berita ini.. Anda sungguh luwar biasaa dalam memilih kata…
Wonosobo seperti rumah tua ditengah gedung yang menjulang tinggi. Wonosobo sedang mengalami pergeseran sosial ekonomi dimana daya dorongnya adalah perkembangan teknologi. Setiap pergeseran akan menimbulkan gaya gesek atau friksi. Namun besarnya friksi tergantung kualitas manusianya.
Konco konco ku Kabeh , kelingan Karo si Mukidi ,aja kalah karo si Mukidi pemikiran-pemikirane wis go internasional sing penting aja ngelawan payung hukum LAN mencla mencle,mulakno Brantas kemiskinan dan keterbelakangan serta lawan siapa saja akan membikin Wonosobo mati LAN utamakan kepentingan masyarakat jangan mementingkan segelintir orang ,suwun
Itulah ketika suara rakyat terbeli seharga 50.000-100.000 saat pilbup yang lalu. Bayangkan, duit Kas Daerah nganggur 120 M yang seharusnya menjadi pelumas ekonomi Wonosobo ngendon di Bank saja hanya karena kesalahan dalam proses lelang yang menghasilkan kontraktor yang tidak qualified, mohon diselidiki oleh KPK. Belum lagi dalam Pilkades kemarin aroma money politics yang masih terasa, apakah akan bernasib sama anggaran dana desa 1 Milyar lebih per tahun akan sia-sia belaka.
Jebule pinter Yo bimm hhahha
Tapi nek coro nyong pribadi mancen bener siii bupatine ora salah
Sek salah Dewe geden angen”
Jadi pengen pulang ke Semarang aja kalo Wonosobo gini terus 🙁
Oohhh wonosobo,,
Ditinggal ngangeni, ditunggoni ra sugih2,,
Bagaimana dgn nasib ribuan karyawannya,,, sampe sekarang gk jls,,
maaf putranya jd BUPATI pabrike lgsg kolep,,, secara gk lgsg erat hubungannya,
Tlg kebijaksaannya,,
perhatikan org2 yg tlh ikut berjuang,
tulisan yang sangat mengena, prihatin dengan Wonosobo 2030 nanti seperti apa, kalo tetap kaya gini
Pedes dan nylekit seperti mie ongklok yang dikasih cabe kebanyakan.Tapi itulah realitas yang kadang malu-malu kita ungkapkan.Semoga para muda Wonosobo tetap passionate untuk selalu berkarya,berinovasi agar Wonosobo terangkat integritasnya,bukan dari indikator kemiskinannya saja,tapi dari inovasi para youngers-nya dan warganya secara umum.