Siapakah yang tidak menyukai seni disini? Saya yakin, hampir semua orang pasti menyukai seni. Ada beraneka ragam seni, ada seni rupa, seni tari, seni teater, seni  lukis, seni musik dan lain-lain. Seorang seniman, dituntut profesional untuk menciptakan sebuah seni yang indah. Profesi sebagai seorang seniman biasanya diciri-khaskan dengan tampilan yang serba berantakan, tidak bersih dan urakan. Namun, tidak semua seniman mempunyai image seperti itu.

Nah kawan muda, kali ini kami akan berbagi kisah mengenai seorang seniman yang berasal dari Wonosobo. Dia bernama bernama Bagus Santoso, ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara, pasangan ibu Sri Sumarsih (Almarhum) dan  bapak Sutoyo. Bagi Bagus, menjadi seorang seniman dan mempunyai sebuah sanggar seni yang ia dirikan sendiri adalah hal yang amat mustahil untuk ia wujudkan, Namun akhirnya ia bisa mewujudkannya dengan kerja keras dan sikap pantang menyerah. Sebelumnya, bisa sekolah dan melanjutkan sampai kuliah saja merupakan keberuntungan karena orang tua Bagus hanyalah seorang buruh. Sejak Bagus masih kecil, dia sudah tinggal bersama neneknya karena orang tua Bagus yang merantau ke Jakarta. Bagus hanya mempunyai satu modal saja untuk mencapai suksesnya yaitu modal nekat. Ia percaya bahwa mencari ilmu adalah perintah dari Tuhan untuk setiap individu, ia yakin jika menjalankan perintah-Nya maka pasti akan ada jalan.

Lika-liku perjalanan hidup pria kelahiran 27 Februari 1992 dimulai semenjak lulus dari SMA. Satu tahun Bagus harus bekerja mengumpulkan uang untuk melanjutkan pendidikan hingga akhirnya ia bisa kuliah di UNSIQ. Semasa kuliahpun Bagus harus dagang sayur keliling di desanya, dagang lele, jualan rokok dan pulsa di kampus. Setelah memasuki semester dua ia mulai private ngajar ngaji anak-anak di desa tetangga. Bagus juga mulai dipanggil sekolah untuk mengajar ekstrakurikuler teater. Bagus membagi waktunya, pagi kuliah, siang mengajar ekstrakuri teater, sore ngajar ngaji dan malam ia siaran Radio. Disisi lain tugas kuliah juga menumpuk dan tuntutan membuat naskah drama. Alhasil waktu tidur pun harus dikorbankan, tidur 2 sampai 3 jam sehari sudah menjadi hal biasa. Usaha keras itu tidak akan menghianati, kerja keras bagus terbayarkan. Sekolah-sekolah yang ia bimbing ekstrakurikuler sering mendapatkan prestasi. Pria asal Kecamatan Kaliwiro ini semakin dipercaya dan banyak berdatangan tawaran dari sekolah lain. Rasa syukurnya semakin besar ketika ia tidak perlu bingung lagi dengan biaya kuliah, biaya untuk hidup dan biaya sekolah adik-adiknya.

Berawal dari rasa sukanya terhadap kesenian, terutama teater dan pantomim, Bagus dapat bertemu orang-orang yang memotivasinya untuk membuat sanggar sendiri yaitu Sanggar Bagaskara. Bagus juga merintis usaha Salomim atau Salome Pantomim. Berkat ketrampilannya dalam berpantomim bagus kerap kali mengisi beberapa acara untuk menjadi seorang komika atau seseorang yang melakukan Stand Up Comedy. Saat membawakan Stand Up Comedy bagus berdandan dengan wajah hitam putih pantomim. Hal tersebut menjadi ciri khas Bagus yang berbeda dari komika- komika lainnya. Selain itu pada usaha bisnisnya yaitu Salomim (Salome Pantomim) anak-anak yang berjualan Salomim juga berpenampilan mengikuti tampilan orang yang akan berpantomim, dengan ciri khasnya wajah yang dibaluri bedak hitam dan putih, serta pakainnya pun mirip orang yang akan berpantomin.

Prestasi-prestasi Bagus Santoso

Bakat seni Bagus ternyata sudah terlihat sejak masa sekolah, terbukti dari berbagai prestasi yang diraihnya. Ini beberapa prestasi yang pernah diraih Bagus; Juara 1 lomba Geguritan tingkat SMA tahun 2009, Juara 2 lomba Adzan Tingkat Madin Hidayatussibyan 2008, Juara 2 Membaca Puisi Tingkat SMA Se-Kabupaten Wonosobo 2009, Juara 2 komedi Genre Tingkat Bakorwil 2012, Juara 3 Lomba Komedi Genre Tingkat Provinsi Jateng, Juara 3 Lomba Stand Up Comedy Tingkat Nasional PTAI/PTAIN di IAIN Walisongo Semarang 2013, Juara 2 Lomba Stand Up Comedy Kampus di Unsiq 2013. Prestasi tersebut membuktikan bahwa dia memang berbakat dan unik. Atas kegigihan, sikap pantang menyerah dan prestasinta Bagus juga memperoleh beasiswa juga dari Koopertais Jateng.

Tidak hanya dunia Stand Up Comedy Bagus juga berkarya di kancah perfilman melalui film “Selamat Datang Bang Haji” tayang di MNC TV. Bagus juga menjadi finalis SUCA Indosiar Audisi Jogja 2016 serta bisnis Salomim-nya masuk di acara Indonesia Punya Cerita Trans TV. Dengan bermain Film di MNC TV dan berpartisipasi di acara SUCA Indosiar, Bagus menunjukkan bakat hebatnya dalam berakting serta Stand Up Comedy

Sanggar Bagaskara yang tengah Bagus rintis saat ini, memiliki 3 kelas, yaitu kelas teater/Pantomim, kelas lukis dan kelas tari. Harapan Bagus ke depannya Sanggar Bagaskara bisa menjadi wadah orang-orang berbakat, dan semoga bisa mendapat perhatian dari pemerintah agar ruang gerak sanggar lebih leluasa.

Pesan Bagus untuk generasi muda wonosobo “Jangan takut, lakukanlah yang terbaik, apapun yang kalian bisa, dan jangan pernah lupa untuk menyertakan Tuhan di setiap langkah yang kalian lalui. Jangan malas dan jangan mudah lelah karena Allah mencintai hambanya tanpa pandang bulu apalagi kubu. Maka percayalah, dimanapun tempat tinggalmu, di daerah ataupun di kota itu sama saja. Percaya diri adalah kunci hidup”.

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Bagus sang seniman dari Wonosobo ini adalah supaya jangan pernah mempermasalahkan masa depan, lakukanlah yang terbaik setiap hari, maka masa depanmu akan baik dengan sendirinya. Manfaatkanlah hidupmu untuk orang lain, maka hidupmu akan abadi. Semoga cerita ini bisa menginspirasi kawan muda untuk lebih semangat dalam menggapai cita-citanya. Amin.

By; Rofikotul Jannah (jannahrofi@gmail.com)

Advertisements
google.com, pub-3699623534636543, DIRECT, f08c47fec0942fa0