Mas Gunawan
Mas Gunawan

Daerah-daerah di pelosok Nusantara tidak akan pernah kehabisan talenta-talenta mudanya. Sepakat? Siapa yang menyangka bahwa bahkan dari pelosok Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo akan lahir talenta muda yang mampu mengukir prestasi emas di Universitas Indonesia. Lahir dan besar dari keluarga yang berprofesi sebagai petani, Gunawan mampu membuktikan kepada kita bahwa pendidikan adalah elevator utama yang mampu mengangkat harkat dan martabat keluarga. Tim Wonosobo Muda berkesempatan mengunjungi kediamannya langsung dan membagikan kisah perjuangannya kepada kawan-kawan, selamat menyimak!

Gunawan lahir dan besar sebagai putra ketiga dari empat bersaudara. Ayah dan Ibunya berprofesi sebagai petani di Kalikajar, salah satu daerah terluar di Kabupaten Wonosobo. Alumni dari SD N 1 Rejosari dan SMP N 2 Kalikajar ini terkenal tekun dalam belajar, meski ia berasal dari pelosok desa. Terbukti, kemudian ia bisa masuk SMA N 1 Wonosobo dan bahkan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia melalui jalur PMDK (jalur seleksi rapor-red). Waktu itu, SMA N 1 Wonosobo hanya mendapat jatah 3-4 undangan PMDK dari UI, sehingga persaingannya cukup ketat. Ia berhasil meraih kesempatan itu dan akhirnya diterima di Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia tahun 2006.

Menjadi seorang pendidik merupakan cita-citanya dari awal masuk kuliah. Namun, karena bakat dan minatnya cenderung ke bidang engineering maka dari itu ia memilih mengambil Program Studi Teknik. Awalnya ia merasa sangat berat kuliah di tempat yang jauh dari kota kelahiran. Di awal-awal semester berkuliah ia dipusingkan dengan urusan biaya kuliah. Namun, ia berpikir bahwa hanya dengan pendidikanlah orang akan mampu bertransformasi menjadi pribadi yang unggul. Ia yakinkan ke orang tua bahwa modal awal dan terbesar untuk kuliah adalah bukan biaya, tetapi tekad dan bekal pengetahuan yang didapatkan semasa SMA. Tekad yang kuat itulah yang telah mengantarkan ia untuk mendapatkan beasiswa penuh dari salah satu yayasan sebuah perusahaan terkemuka sehingga biaya kuliah dapat diabaikan dan ia dapat fokus kuliah. Ia merasa memulai proses pendidikan tidak dari titik nol, bahkan dari titik minus.

Baginya, kuliah pada intinya adalah bagaimana melatih kedewasaan. Di mana tidak pernah ada paksaan dari siapapun untuk mengikuti proses dengan baik. Kesadaran dan tekadlah yang akhirnya dapat mendorong kelancaran ketika kuliah. Intinya pembagian waktu dan melekatkan tanggung jawab apapun itu pada diri sendiri. Hal ini terbukti, ia berhasil menjadi Mahasiswa Berprestasi bidang Akademik Fakultas Teknik UI dua tahun berturut-turut. Perjuangannya untuk menyelesaikan studi tepat waktu berbuah manis, meski dengan segala keterbatasan dan persaingan yang begitu ketat, ia mampu lulus cum laude. Tak ayal, ia diganjar predikat Lulusan  Terbaik Fakultas Teknik Universitas Indonesia sekaligus mewakili rekan-rekan seangkatannya menerima penghargaan dari Rektor UI. Momen yang sangat mengharukan di mana ia berhasil menempatkan kedua orang tuanya dalam posisi kebanggaan tertinggi di Wisuda Mahasiswa UI tahun 2010 tersebut.

Tak berhenti sampai di situ, setelah lulus S1, ia pun mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan S2 di Teknik Mesin Universitas Indonesia. Tekad untuk mengembangkan diri pun terus dibangun. Lulus memeroleh gelar Master Teknik, ia pun menjadi dosen di Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, sesuai dengan apa yang dicita-citakannya. Ia aktif mengajar beberapa mata kuliah seperti: Termofluida, Hambatan dan Propulsi Kapal, Permesinan Kapal. Selain itu, ia aktif melakukan penelitian terkait topik Perkapalan dan Efisiensi Energi. Ia juga melakukan kegiatan pengabdian masyarakat melalui kerja sama-kerja sama dengan industri, instansi pemerintah maupun kelompok masyarakat terkait bidang Perkapalan dan efisiensi energi.

Prestasinya tak berhenti begitu saja, di usianya yang masih muda ia telah menerbitkan jurnal riset berskala nasional dan internasional sebanyak 7 buah. Penelitian yang ia lakukan di bidang Perkapalan membuatnya mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikannya ke berbagai negara. Di tahun 2010, ia bersama rekannya, mendapatkan kesempatan menyajikan penelitiannya di International Conference on Heat Transfer, Fluid Mechanics and Thermodynamics di Antalya, Turki. Tahun 2011 giliran Jepang, Belanda, dan Malaysia yang menjadi destinasi untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Tahun 2012 ia ke Auckland, Selandia Baru. Terakhir bulan November 2013 kemarin, ia kembali diundang ke Tokyo University, Jepang untuk menghadiri The 24rd International Symposium on Transport Phenomena. Tahun 2015 ia menargetkan untuk dapat mengambil kuliah S3 (Doktor) di Luar Negeri.

Ia pun berbagi filosofinya dalam menuntut ilmu. Menurutnya, jika kita memegang bola kaca, maka jangan sekali-kali dilepaskan karena akan pecah. Namun, ketika kita memegang bola karet lepaskanlah dengan sekuat tenaga karena pantulannya akan jauh lebih tinggi dari posisi bola sekarang. Dalam hal ini bola kaca adalah keluarga, orang tua, teman, orang yang dicintai. Jangan sekali-kali mengorbankannya karena percayalah tidak akan kembali lagi. Sedangkan, bola karet adalah rezeki, pekerjaan, ilmu. Jangan takut untuk melepaskan rezeki, pekerjaan dan jangan takut repot untuk menuntut ilmu karena ketiganya jika kita lepaskan sudah tentu kita akan mendapat ganti yang lebih baik.

“ Jangan takut untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya, tidak akan pernah rugi orang yang memiliki bekal pengetahuan yang bagus. “ – Gunawan

Apa yang telah diraih Gunawan sejauh ini sudah selayaknya menginspirasi kita semua. Bagaimana keterbatasan yang ada tak mampu merobohkan tekadnya untuk dapat menuntut ilmu setinggi-tinggi. Tak peduli dari mana kita berasal, tak peduli sekecil apapun yang kita miliki, tak peduli sebesar apapun masalah yang kita, sejauh kita punya kemauan yang keras disertai doa tulus dari orang-orang tercinta, niscaya kesuksesan akan menjadi balasannya. Sekarang mari kita kembali ke diri kita masing-masing, sudahkah kita mensyukuri apa yang kita punya dan berjuang sekuat tenaga mewujudkan apa yang kita cita-citakan? Jika belum, semoga kisah ini dapat menginspirasi kawan-kawan muda. (Den).

Advertisements
google.com, pub-3699623534636543, DIRECT, f08c47fec0942fa0