Team

Namanya Ragil Aji Saputra, anak terakhir dari tiga bersaudara. Usianya belum genap 24 tahun, namun ia sudah menjadi pemilik dari sebuah kedai kafe di bilangan Demangan Baru, Sleman, Yogyakarta. PeaR Cafe, nama kedai kafe Agil, tepatnya terletak di Jalan Pringgondani No. 7, Demangan Baru, Sleman, Yogyakarta. Usaha ini berdiri pada akhir tahun 2014 dengan nama PearFruitbar (PeaR Cafe). Buka mulai pukul 11.00 dan tutup pukul 24.00, awalnya dibuka mulai pukul 09.00 pagi hingga pukul 21.00 malam karena berfokus menyediakan buah-buahan sebagai menu utama. Selain menyediakan menu snack dan fruit soup yang menggugah selera, PeaR Cafe juga menyediakan jaringan wifi dan buku bacaan bagi pengunjung. Banyak kombinasi menu minuman, dessert, atau makanan yang komponen utamanya adalah buah-buahan yang menyehatkan!

            Ragil, atau biasa disapa Agil, adalah salah satu contoh anak muda yang berasal dari kota kecil favorit kita Wonosobo yang patut dijadikan sebagai role model dalam memulai berbisnis dan sangat inspiring. Terlahir dari pasangan H. Toto Hartono, S.Sos, Msi dan Lilik Masruroh, Agil memiliki dua orang saudara kandung. Alumni dari SD Negeri 2 Wonosobo, SMP Negeri 1 Wonosobo, dan SMA Negeri 1 Wonosobo ini sempat berhenti kuliah, namun kini sembari sibuk membesarkan bisnisnya, sekarang ia juga sedang mempersiapkan untuk melanjutkan studi kuliahnya lagi. Selain menjadi owner yang merangkap sebagai karyawan, barista, dan kasir di kafenya, usut punya usut ternyata Agil pernah menjuarai beberapa festival band dan menjadi best drummer se-Wonosobo, Karesidenan Kedu, dan Banyumas.

Berbisnis, Harus Pandai Membaca Situasi

            Agil menuturkan, kiatnya dalam berbisnis bersama PearFruitBar adalah dengan pandai membaca situasi dan harus berani mengambil resiko. Dalam berbisnis, tutur Agil, pebisnis muda harus siap dengan kemungkinan akan berhasil maupun gulung tikar. Kuncinya sekali lagi adalah dengan pandai membaca situasi. Tantangan dalam berbisnis bagi Agil justru berada di awal, ketika pengusaha muda memutuskan apakah akan mendirikan sebuah usaha atau tidak.

            “Bagi saya tantangan dalam bisnis sebenarnya ada di awal, yaitu saat kita berencana membuka usaha. Hanya antara kata ‘iya’ atau ‘tidak’.” – Ragil Aji Saputra

            Agil memulai bisnisnya dengan modal yang relatif kecil, yakni dengan uang sebesar kurang dari sepuluh juta rupiah. Ia kemudian membuat proposal rencana bisnis untuk mencari investor. Agil mendapatkan pinjaman modal dari sang ayah dengan mengangsur sebagai cara pengembalian pinjaman. Ia berhasil meyakinkan ayahnya untuk berinvestasi kepadanya dan dengan ini pula menuntutnya untuk bisa lebih bertanggung jawab terhadap bisnisnya. Menurut Agil, ada banyak cara bagi pebisnis dalam mengumpulkan modal. Pebisnis yang tidak memiliki modal pun dapat memulai usaha sebagai berawal sebagai makelar atau penyedia jasa. Bagi Agil, tidak ada alasan untuk tidak bisa berbisnis hanya karena persoalan modal. Peluang dan jaringan akan terbentuk dengan sendirinya apabila seorang pebisnis dengan tekun memulai usahanya.

sup buah

Bagi Agil, tahun pertama dalam usaha bisnisnya adalah tahap pembelajaran. Pada tahun pertama kemarin selama setahun omset belum sesuai targetnya, berkisar pada angka 150 ribu – 350 ribu/hari. Sehingga Agil akhirnya mulai berani melakukan perubahan konsep. Alhamdulillah di awal tahun ke-2 ini omset sudah mulai masuk ke targetnya yaitu sekitar 2 sampai 3 kali lipat dari tahun pertama. Namun, seiring berjalannya waktu Agil juga bertekad untuk terus meningkatkan target omset lewat berbagai inovasi dan ide-ide baru dalam bisnisnya.

            Seperti kita tahu, bisnis kuliner sedang tumbuh pesat saat ini. Persaingan yang ketat dengan pengusaha kuliner lain di wilayahnya membuat Agil membuat inovasi-inovasi baru dan gencar dalam melakukan promosi. Pada kondisi saat ini bisnis Agil sedang berada dalam tahap pengembangan setelah melewati tahap pembelajaran di tahun pertama. Agil selalu memberikan promo baik melalui brosur yang dibagikan kepada mahasiswa, orang sekitar kafe, atau online lewat media sosial. PeaR Cafe juga mengadakan acara akustik setiap satu bulan sekali dan berencana membuat acara tersebut menjadi acara mingguan. Agil juga bersikap terbuka atas kritik dan saran yang diberikan, baik mengenai produk, fasilitas, maupun pelayanan yang diberikan. Ia rutin meminta saran dari pelanggan maupun orang-orang terdekatnya bagi kemajuan kedai kafenya.

Harapan ke Depan

            Ketika ditanya mengenai impiannya di masa depan, Agil menjawab,”Saya bermimpi untuk bisa membuat semacam perlombaan, lomba membuat proposal ide bisnis dengan modal yang minim namun prospek yang bagus. Pemenangnya akan dihadiahi modal untuk membuka bisnis tersebut dibawah manajemen saya. Semakin banyak pengusaha, semakin akan maju perekonomian kota kita. Ya itu mimpi di jauh hari nanti, hahaha.

            Ia juga tak sungkan untuk menitipkan pesan bagi anak-anak muda Wonosobo yang ingin mendirikan usaha seperti dirinya. Agil berpesan agar jangan malu untuk mendirikan usaha sendiri sekecil apapun itu. Segeralah membangun usaha, peluang, hambatan, jaringan, dan lain-lain akan muncul dengan sendirinya seiring usaha yang dijalankan. Baik pula bagi para calon pengusaha untuk mengikuti seminar bisnis sebagai referensi, tetapi akan lebih baik apabila bisnis itu sendiri segera direalisasikan.

            “Bangunlah usaha yang kamu sukai, karena bisnis itu sebenarnya akan menyita dua puluh empat jam dari waktumu.” – Ragil Aji Saputra.

(Shinta Devi)

Baca Juga: 7 Anak Muda Wonosobo di Bawah Usia 25 tahun yang Membangun Bisnis dari Nol

Advertisements
google.com, pub-3699623534636543, DIRECT, f08c47fec0942fa0